You are here

Candi Borobudur

Candi Borobudur adalah salah satu obyek wisata budaya yang terkenal di Indonesia. Dibangun oleh para penganut agama Buddha Mahayana, mempunyai beberapa teori yang menjelaskan tentang asal-usul nama candi borobudur. Salah satunya adalah, bahwa nama borobudur berasal dari kata Sambharabhudhara yang artinya gunung.

Selain itu, ada beberapa etimologi kepercayaan rakyat lainnya, seperti kata borobudur berasal dari ucapan para biksu Buddha yang karena pergeseran dan berubah menjadi borobudur. Penjelasan lain menyebutkan bahwa Borobudur berasal dari dua kata yaitu Bara dan Beduhur. Bara berasal dari kata Vihara, ada pula penjelasan lain di mana Bara berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya kompleks candi atau biara, sedangkan Beduhur artinya Tinggi. Sejarawan J.G. de Casparis berpendapat, candi Borobudur adalah sebuah tempat pemujaan. Menurut prasasti Karangtengah dan Kahulunan, Casparis memperkirakan yang mendirikan candi Borobudur adalah raja Mataram dari wangsa Syailendra bernama Samaratungga, tahun 824 Masehi.

Pembangunan candi Borobudur diselesaikan pada masa putrinya, yaitu Ratu Pramudawardhani. Pembangunan candi Borobudur diperkirakan memakan waktu 50 tahun. Dalam prasasti Karangtengah disebutkan, bahwa penganugerahan tanah sima atau tanah bebas pajak oleh Ç.R Kahulunan (Pramudawardhani). Letak candi Borobudur berada diatas bukit Menoreh. Di sebelah timur, terdapat Gunung Merapi dan Merbau, sedangkan disebelah utara adalah Gunung Sindoro dan Sumbing.

Candi Borobudur membutuhkan material sekitar 5 juta balok batu andesit atau setara dengan 90.000 meter persegi dalam pembangunannya. Berat keseluruhan candi mencapai 5.5 juta ton. Bangunan candi Bororbudur mempunyai 3 bagian bangunan, yaitu bagian kaki, badan dan puncak. Pada bagian kaki disebut Kamadhatu, menceritakan tentang kehidupan manusia yang dipenuhi oleh hawa nafsu dan sifat kebinatangan. Kemudian Ruphadatu, menggambarkan sebuah tingkatan kesadaran manusia yang masih terikat hawa nafsu. Sedangkan tingkatan puncak adalah Aruphadatu, menceritakan bahwa tidak lagi terikat oleh hawa nafsu, digambarkan dalam bentuk stupa induk. Hal ini hanya bisa dicapai dengan keinginan kuat dan kehidupan yang damai.